Jumat, 04 Juli 2008

Citra Mewah dengan Jas Elegan


SETELAN yang bagus tak hanya krusial sebagai aksesori bisnis, tapi juga mencerminkan kepribadian, selera, dan citra mewah pemakainya.

Presenter Charles Bonar Sirait paham betul pentingnya jas dalam menunjang penampilannya. Peraih Panasonic Award kategori pembawa acara musik pria terfavorit ini mengakui jas dapat memuluskan pekerjaan yang digelutinya.

"Tak sekadar melindungi tubuh dari dinginnya AC, jas bisa menambah kepercayaan diri dan mengangkat prestise," papar Direktur PT Saji Indonesia ini. Dia juga mengungkap betapa penampilan dapat menunjang kelancaran bisnis. "Ketika diri merasa nyaman, bisnis pun lancar," beber pria yang pernah bekerja di bidang perbankan, properti, dan periklanan ini.

Dengan prinsip demikian, tidak heran Charles memiliki lebih dari 50 setel jas. Penulis buku The Power of Public Speaking: Kiat Sukses Berbicara di Depan Publik ini juga menyimpan jas yang tak lagi dikenakan dalam sebuah lemari khusus. Jumlahnya puluhan. Biasanya karena modelnya sudah out of date atau pun kondisi jas yang sudah tidak bagus.

Model yang dia suka adalah rancangan Hugo Boss, Gianni Versace, dan Valentino. Uniknya, Charles selalu membeli jas di luar negeri. Tidak pernah sekalipun pria kelahiran 19 Maret 1971 ini, hunting jas keluaran terbaru di butik-butik yang ada di Jakarta.

Apa sebabnya? "Soalnya banyak model jas yang bagus tidak masuk ke Indonesia," ucap pria yang selalu mempercayakan urusan perawatan jasnya pada jasa laundry ini. Jadilah saban ada pekerjaan di luar negeri atau sekadar liburan, Charles berusaha menyempatkan diri untuk hunting koleksi jas terbaru di ketiga butik brand favoritnya tersebut. Singapura, Australia, maupun Amerika adalah lokasi favoritnya untuk urusan membeli jas.

Koleksi jas dari label ternama, menurut Charles, cutting-nya lebih pas di tubuh. Dikenakannya nyaman, bahannya pun halus. Semua aspek tersebut akan berbanding lurus dengan harga yang ditawarkan. Charles mengaku semua koleksi setelan jasnya rata-rata berharga Rp10 juta.

Namun, tidak semua jas yang tergantung rapi di lemarinya merupakan jahitan teliti penjahit luar negeri. Ada pula beberapa koleksi jasnya yang dijahit oleh butik lokal.

Kendati demikian, materialnya tetap ia beli di Singapura. "Materialnya saya beli sekitar Rp2 juta. Sementara ongkos menjahitnya Rp5 juta," kata bapak dua anak yang dalam setahun bisa membeli 4-5 setelan jas ini.

Berbeda dengan Marketing Director Senayan City VeriY Setiady. Pria modis ini lebih sering menambah koleksinya dengan berbelanja di gerai elite Jakarta. Menurut Veri yang memiliki 25 setelan jas ini, berbelanja di dalam negeri memiliki keuntungan tersendiri.

Dia merasa lebih bebas dalam melakukan fitting jas beserta celana di tubuhnya. Maklum, proses fitting untuk mendapat jas yang jatuhnya pas di tubuh memakan waktu cukup lama.

"Kan sayang kalau sudah beli mahal-mahal ternyata enggak pas di badan. Karenanya, saya teliti benar sebelum membeli," ungkap pria yang gemar olahraga, membaca, dan mendengar musik ini.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian Veri sebelum akhirnya memutus kan membeli satu setelan jas. Mulai panjang celana, panjang tangan, dan tentu potongan yang pas di badan.

Setiap akan mengepas sebuah jas beserta bawahannya, Veri selalu mengena kan kemeja, dasi, barulah memadukannya dengan sepatu.

"Celana yang jatuh di sepatu juga harus bagus," paparnya.

Label yang menjadi langganan Veri adalah Hugo Boss, Armani, Ermenegildo Zegna, dan Ted Baker. Merek Hugo Boss mungkin yang paling termurah di antara koleksi jas Veri,harganya sekitar Rp8 juta. Adapun Zegna berkisar Rp12 juta hingga Rp15 juta. Nah yang paling menyedot tagihan kartu kredit adalah untuk mendapat satu setelan jas Armani yang harganya lebih dari Rp20 juta.

Meski harga selangit, tampaknya Veri maupun Charles merasa uang sebesar itu setara dengan citra mewah dan elegan yang mereka dapatkan ketika mengenakan jas tersebut.

sumber : Sindo

Tidak ada komentar: